
Suprihati
14 Apr 2025
289
892
PLN EPI Genjot Digitalisasi Biomassa Perkuat Ekonomi Kerakyatan dan Rantai Pasok
Press Release No. 024.PR/STH.06.01/PLNEPI0102/IV/2025
Jakarta, 14 April 2025 - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus
memperluas pemanfaatan energi baru dan terbarukan dengan mengandalkan biomassa
sebagai bahan bakar pendamping batubara di pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU). Untuk memastikan rantai pasok biomassa berjalan efisien dan akuntabel,
PLN EPI menerapkan sistem digitalisasi.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso menjelaskan langkah ini
menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang PLN dalam mendorong
pemanfaatan co-firing biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU).
"Kita tidak sekadar meluncurkan aplikasi digital, tetapi membangun
platform yang mampu memetakan, memantau, dan mengintegrasikan seluruh proses
penyediaan biomassa secara efisien dan berkelanjutan," kata Adi.
Adi menjelaskan, biomassa merupakan sumber energi yang lebih dekat ke
masyarakat dan berbasis pada usaha kerakyatan, berbeda dengan sumber energi
primer lain seperti gas atau batu bara. Oleh karena itu, pendekatan yang
digunakan perlu menyesuaikan karakteristik tersebut.
âTarget kita adalah mampu menyuplai hingga 10 juta ton biomassa per tahun
di tahun 2030. Ini harus kita wujudkan dengan membangun model bisnis dengan
berkolaborasi dengan petani dan koperasi lokal,â ujarnya.
Aplikasi digital ini mencakup fitur pemetaan lahan, pelaporan penanaman dan
pemanenan, distribusi bahan baku hingga biomassa siap pakai.
Adi menambahkan, PLN juga tengah menyiapkan skema integrasi dengan
infrastruktur PLTU eksisting agar pasokan biomassa dapat terserap secara
optimal. Dalam simulasi yang dilakukan bersama petani dari Tasikmalaya,
aplikasi ini dinilai cukup mudah digunakan dan mendapat respon positif dari
lapangan.
âKami berharap aplikasi ini dapat memperluas keterlibatan masyarakat dalam
ekonomi energi baru terbarukan, sekaligus mendukung program dekarbonisasi PLN
secara masif dan terukur,â pungkasnya.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, mengatakan bahwa sistem ini
dirancang tidak hanya untuk efisiensi suplai energi, tetapi juga untuk
memperkuat peran masyarakat lokal dalam transisi energi nasional.
âKami ingin menciptakan model penyediaan energi dari rakyat untuk rakyat.
Melalui biomassa, kita bisa menurunkan emisi sekaligus menghidupkan ekonomi
kerakyatan. Ini bagian dari ikhtiar kita menuju Net Zero Emissions 2060
dengan semangat keadilan,â ujar Iwan.
Pada fase pertama, sistem difokuskan pada proses monitoring penanaman,
pendataan hasil panen sampai pada pengiriman ke titik pengumpulan.
Selanjutnya, seluruh hasil panen dicatat secara digital melalui akun petani
di aplikasi seluler yang telah disediakan PLN EPI. Tidak hanya hasil tanam,
sistem juga mencatat pengumpulan bahan baku biomassa berbasis limbah seperti
ranting, batang, dan sisa pertanian lainnya dari masyarakat yang tidak memiliki
kerjasama formal dengan PLN EPI.
Setelah proses panen atau pengumpulan limbah selesai, hasilnya dikirimkan
ke titik pengumpulan regional yang disebut Sub-Hub, dimana data penerimaan
diverifikasi secara digital. Dari Sub-Hub inilah biomassa akan diteruskan ke
fasilitas produksi yang disebut Hub untuk kemudian didistribusikan ke
pembangkit.
Memasuki fase kedua, sistem mulai melakukan pendataan dan pengendalian
pengiriman bahan baku produksi ke Hub dan realisasi pengiriman biomassa ke
PLTU. Pada tahap ini, semua aktivitas produksi biomassa yang terkonsolidasi di
Hub dicatat secara real time , termasuk pergerakan logistik ke pembangkit yang
dikemas dengan sistem transaksional marketplace
.
Sistem marketplace internal yang dibangun oleh PLN EPI memungkinkan data
produksi dan permintaan biomassa saling terkoneksi. Pihak pembangkit dapat
melihat ketersediaan stok, sementara hub dan sub-hub dapat merespon permintaan
dari PLTU dengan cepat dan transparan.
Selain itu, sistem ini juga secara khusus memantau progres pelaksanaan co-firing
biomassa di masing-masing PLTU. Data dikumpulkan dan dianalisis oleh admin
pusat PLN EPI untuk memastikan keberlanjutan program serta kecukupan pasokan
bahan bakar alternatif di tiap wilayah.
Iwan menambahkan bahwa keberadaan sistem ini menjadi tulang punggung
strategi ketahanan energi nasional berbasis sumber daya lokal. PLN EPI
berkomitmen menghubungkan kebutuhan industri energi dengan kekuatan ekonomi
desa.
âLewat sistem ini, kami membangun jembatan antara PLTU dan petani. Energi
tak lagi sekadar urusan teknologi, tapi juga gotong royong,â ujarnya.
Aplikasi ini dibangun dengan sistem berbasis web apps dan mobile
apps, dan dapat diakses oleh seluruh aktor dalam rantai pasok. Petani mitra
(kerjasama) maupun petani mandiri dapat menginput data panen dan limbah langsung
dari ponsel pintar. Sub-hub mengelola dan memverifikasi data tersebut melalui
dasbor web. Sementara itu, tim admin pusat PLN EPI memantau dan mengatur
kebutuhan distribusi sesuai kebutuhan operasional pembangkit.
"Digitalisasi biomassa ini menjadi bagian penting dari roadmap PLN EPI
dalam mendukung bauran energi bersih, sejalan dengan target transisi energi
berkeadilan dan pengurangan emisi karbon Indonesia secara
bertahap," pungkas Iwan.
Narahubung
Mamit Setiawan
Sekretaris Perusahaan
PT PLN Energi Primer Indonesia
021-21684025
Sekilas Tentang PLN EPI
PT PLN Energi Primer Indonesia merupakan
Sub-Holding PLN yang didirikan untuk memastikan ketersediaan pasokan suplai
energi primer melalui Konsolidasi Proses Pengadaan & logistik, Pencarian
Sumber Energi Primer serta Pengembangan Ekosistem yang resilient dan rantai
pasok yang kuat. Memiliki Visi menjadi solusi energi primer terintegrasi No 1
se-Asia Tenggara
Bagikan berita
Berita Terbaru

Tegaskan Tata Kelola Unggul PLN EPI Raih Tiga Penghargaan di TOP GRC Awards 2025

Dukung Green Energy PLN EPI Dorong Ekosistem Biomassa Untuk Capai Target 3 Juta Ton Biomassa Tahun Ini

Komut PLN EPI Ajak Pengusaha Muda Berkolaborasi Suplai Biomassa
