
Suprihati
22 Mar 2024
724
708
Jadi Backbone Energi Bersih Indonesia Kemenko Marves dan PLN Energi Primer Indonesia Perkuat Ekosistem Biomassa di Indonesia
Press Release No.
016.PR/STH.06.01/PLNEPI0102/III/2024
Yogyakarta, 24 Maret 2024 - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan
Lingkungan dan Kehutanan bersama PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan
dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Forum Diskusi
group (FGD) tentang pengembangan sirkuler ekonomi melalui revitalisasi lahan
kritis pada Kamis, 21 Maret 2024 di Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan komitmen
dalam meningkatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko
Marves Nani Hendiarti mendukung pemanfaatan biomassa berbasis kayu dalam
transisi energi. Dia mengatakan, Kemenko Marves menjalankan fungsi sinkronisasi, koordinasi dan
pengendalian dalam mewujudkan target biomassa berbasis kayu nasional.
"Sehingga perlu dilaksanakan rangkaian kegiatan pemberdayaan,
diseminasi dan advokasi kebijakan serta mewujudkan standar produk biomassa kayu
berasal dari sumber yang lestari dan berkelanjutan," ungkapnya.
Di samping itu, Kemenko Marves turut aktif dalam mendorong terbitnya
Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar
Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU. Peraturan Menteri ini telah
disampaikan pada saat COP 28 di Dubai pada Desember lalu. Peraturan Menteri
tersebut segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU antara PT PLN EPI
dengan salah satu pemasok bahan biomassa.
âHal ini menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa pemerintah
Indonesia sangat serius dalam upaya untuk mengalihkan industri yang berbasiskan
batu bara ke energi terbarukan,â jelas Nani.
Nani menambahkan pemanfaatan biomassa kayu bersumber dari pemulihan lahan
kritis, terdegradasi, hingga multi usaha kehutanan. Oleh sebab itu, kata dia,
diperlukan kerja bersama pemerintah, BUMN, dan asosiasi terkait untuk
mengembangkan sirkuler ekonomi.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, pemanfaatan
biomassa merupakan wujud nyata komitmen PLN dalam meningkatkan bauran EBT di
tanah air sebesar 23 persen di tahun 2025.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, pemanfaatan
biomassa merupakan wujud nyata komitmen PLN dalam meningkatkan bauran EBT di
tanah air sebesar 23% di tahun 2025.
âKebijakan substitusi Co-firing
Biomassa intensif dilakukan di Indonesia sebagai langkah konkret dalam
mereduksi emisi karbon guna mencapai target NZE di tahun 2060 atau lebih
cepat," kata Iwan.
Menurut Iwan, co-firing Biomassa juga memiliki peran yang vital dalam
akselerasi transisi energi, di mana energi bersih ini akan berkontribusi
sebesar 3,6% dari total target bauran EBT 23% di tahun 2025.
Iwan melanjutkan, Co-firing
Biomassa memiliki keunggulan Levelized Cost of Electricity (LCOE) terendah
dibanding akselerasi ke EBT lainnya. Tak hanya itu, masyarakat lokal juga akan memainkan peran penting dalam
menyediakan bahan baku biomassa.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mewakili
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, mendukung penuh inisiatif
diversifikasi sumber energi melalui pemanfaatan bahan bakar biomassa.
"Inisiatif yang digagas oleh Kemenko Marves dan PLN Energi Primer
Indonesia ini sangatlah penting dan strategis. Kolaborasi antara pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi krisis energi ini.
Kemitraan yang kuat antara sektor publik dan swasta dapat mendorong inovasi,
investasi, dan pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memperkuat
sistem energi kita," ungkap Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Mewakili Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Ketua Bebadan Pangreksa Loka
Kraton Ngayogyakarta, Raden Mas Guntilantika Marrel Suryokusumo menyampaikan
bahwa filosofi keraton yakni Hamemayu Hayuning Bawana, yang artinya upaya untuk
memperindah keindahan dunia, sangat relevan dengan sustainable development saat
ini yang mengedepankan green dan clean energy di dunia. Inisiasi program
pertama di Gunung Kidul yang ada di lahan kritis ini menjadi pilot project awal
di mana masyarakat dapat memetik daun yang ditanam untuk pakan ternak di
Kalurahan Gombang dan Karangasem. Diharapkan dengan adanya program ini mampu
menyelesaikan masalah secara lokal tapi juga berkontribusi secara
nasional," jelas Raden Mas Guntilantika Marrel Suryokusumo.
Asisten Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Produk Kehutanan dan Jasa
Lingkungan, Mohamad Siradj Parwito menyampaikan Biomassa kayu Indonesia tidak
bersumber dari deforestasi melainkan dari pemulihan lahan terdegradasi. Ini
terus dikembangkan agar terwujud ekosistem ekonomi sirkuler rendah karbon dan
zero waste. Salah satu contohnya adalah Green Economy Village yang dikembangkan
bersama-sama dengan PT PLN EPI,
Sementara itu Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Antonius
Aris Sudjatmiko mengatakan, untuk mencapai target penurunan emisi NDC tahun
2030 dan NZE 2060, diperlukan quickwin dari serangkaian program yang memiliki
biaya produksi kompetitif.
"Co Firing Biomassa pada PLTU adalah salah satu quickwin paralel
menunggu kesiapan teknologi dan industri energi terbarukan lainnya. Program ini
membuka lapangan pekerjaan paling banyak dan memiliki value creation green
circular economy dengan melibatkan banyak UMKM dibanding energi terbarukan
lainnya," ujarnya.
Aris menjelaskan, potensi pemanfaatan sumber bahan baku pun bermunculan.
Mulai dari berbagai jenis limbah baik dari pertanian, perkebunan, pertukangan,
kehutanan, sampah maupun pemanfaatan lahan kering.
"Potensi itu tersebar dan tersedia untuk kebutuhan minimal 10 juta ton
biomassa, namun perlu didukung dengan regulasi dari Kementerian Lembaga terkait
untuk sumber biomassa yang lestari dan berkelanjutan," kata Aris.
Dia mencontohkan, PLN EPI telah bekerja sama dengan Kesultanan Yogyakarta
dalam mengembangkan kawasan ekonomi hijau (green economy) untuk mendukung NZE,
ESG hingga SDG's. Co Firing biomassa, kata dia, dalam hal ini memberikan porsi
nilai terbesar bagi UMKM dan perusahaan lokal dalam penyediaan feedstock dan
proses bahan baku biomassa.
"Lebih dari 85% biaya produksi berputar di UMKM dan Usaha Kecil
Lainnya yang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi di masyarakat
sekitar," ujarnya.
Multiplier effect yang signifikan dalam pengembangan biomassa perlu
dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder dan elemen. Selain itu juga masih
diperlukan standarisasi penghitungan karbon dari ekosistem biomassa dari Hulu
ke Hilir.
"Dukungan Kemenkeu untuk pengurangan PPN penyediaan biomassa termasuk
dukungan untuk ekonomi kerakyatan, pemberian subsidi/kompensasi APBN &
skema pendanaan usaha mikro/kecil juga diperlukan," kata Aris.
Narahubung
Mamit Setiawan
Sekretaris Perusahaan
PT PLN Energi Primer Indonesia
021-21684025
Sekilas Tentang PLN EPI
PT PLN Energi Primer Indonesia merupakan
Sub-Holding PLN yang didirikan untuk memastikan ketersediaan pasokan suplai
energi primer melalui Konsolidasi Proses Pengadaan & logistik, Pencarian
Sumber Energi Primer serta Pengembangan Ekosistem yang resilient dan rantai
pasok yang kuat. Memiliki Visi menjadi solusi energi primer terintegrasi No 1
se-Asia Tenggara
Bagikan berita
Berita Terbaru

PLN EPI Bangun Fondasi Hidrogen Hijau sebagai Pilar Transisi Energi Indonesia

PLN EPI Genjot Digitalisasi Biomassa Perkuat Ekonomi Kerakyatan dan Rantai Pasok

Belanja Bahagia YBM PLN EPI Ajak Yatim Dhuafa Penuhi Kebutuhan Hari Raya Idul Fitri
